Rahasia Dibalik Gagalnya Pemberontakan PKI

PARTAI KOMUNIS INDONESIA Komunis sebagai ide dan faham yang diusung Partai Komunis Indonesia (PKI) akan selalu diminati di bumi Indonesia. Apalagi jika menyangkut berbagai ketimpangan yang terjadi di masyarakat, maka ide komunis akan tetap menyala dan tidak akan padam. Oleh karena itu pemerintahan harus bisa mengantipasi berbagai ketimpangan atau kesenjangan sehingga ide komunis tidak akan berkembang.

“Bicara komunis tentu bicara faham dan ide yang dicita-citakan. Namanya ide tidak akan pernah padam untuk mencapai cita-citanya,” kata mantan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) MS Kaban saat menjadi pembicara dalam diskusi `Menangkal Kembali Anatomi Kebangkitan  PKI` di Jakarta, Jum'at (9/10/2015).

Namun, sambung Kaban, kebangkitan komunis atau PKI harus diwaspadai karena komunis selalu melakukan pemberontakan ketika akan menguasai suatu ideologi negara.

Setidaknya sudah empat kali PKI melakukan pemberontakan di Indonesia. Namun pemberontakan yang selalu memakan korban rakyat yang tidak berdosa tersebut selalu gagal.

“Selama generasi mudanya kompak sesuai mukadimah Pancaila maka komunis tidak akan berkuasa di Indonedia,” tegas mantan Menteri Kehutanan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut.

Kaban menilai, pemberontakan PKI selalu gagal karena telah kualat melawan pamannya sendiri yakni Tengku Amir Hamzah, sastrawan dan pahlawan nasional.

Aidit saat itu melakukan perlawanan dan pemberontakan terhadap pamannya, sementara budaya di Indonesia khususnya di Minang dan Batak sangat menghormati paman.

“Komunis itu hobinya kudeta seperti Stalin, Lenin dan Mao Zedong,” ungkap Kaban.

Sementara itu sejarawan Hendri Jo, mengatakan, pemberontakan PKI gagal di Indonesia karena hanya mendapat dukungan setengah hati dari Rusia dan Tan Malaka. Saat ini, PKI juga tidak akan mendapatkan dukungan secara ekonomi dan politik. Oleh karenanya saat ini PKI hanya fosil saja.

“Ketika PKI melakukan pemberontakan, yang menjadi korban adalah rakyat yang tidak berdosa.
Oleh karena itu penguatan intelektual harus ditingkatkan,” papar Hendri Jo.