PARTAI KOMUNIS INDONESIA : Jakarta – Awal Agustus ini istilah pengadilan rakyat internasional yang dikenal dengan nama IPT 1965 atau International People Tribunal 1965 kembali didengar oleh publik. IPT 65 merupakan sidang di Nieuwe Kerk, Den Haag, 10-13 November 2015. terkait peristiwa pembantaian massal yang terjadi pasca terbunuhnya tujuh jenderal pada 1965.
Setelah peristiwa itu, Tentara Nasional Indonesia di bawah komando Jenderal Suharto dengan bantuan organisasi masyarakat melakukan penangkapan terhadap anggota Partai Komunis Indonesia dan simpatisannya. Penangkapan itu berakhir dengan penahanan selama lebih dari satu dekade hingga penghilangan nyawa.
Di media sosial, isu ini kembali beredar usai tersebarnya siaran pesan terkait agenda Pra Kongres IPT 65 yang akan dilaksanakan di PGAK Pusat Pastoral Samadi, di Klender Jakarta Timur. Menurut info yang beredar, acara tersebut akan dihadiri oleh tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI) dari generasi dua dan tiga, seperti Bedjo Untung dan kawan-kawannya.
Ijin melaporkan informasi ttg Pra Kongres IPT 65 akan berlangsung 1 s.d 3 Agustus 2017 di wisma Samadi akan dihadiri peserta dari beberapa daerah antara lain Aceh, Medan, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Bali, Kupang dan Ambon, adapun alamat tempat acara : PGAK Samadi
Jl. Dermaga No 6, RT.3/RW.7, Klender, Duren Sawit, RT.3/RW.7, Klender, Duren Sawit, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13470
(021) 8601012
Akan di hadiri oleh : Bedjo untung dll yg merupakan tokoh tokoh PKI generasi 2 dan 3 serta anak2 muda yg menyelenggarakan sosialisasi hasil keputusan sidang IPT 65 di beberapa kota di Indonesia.
Dengan agenda acara :
– konsolidasi dan rencana selanjutnya serta penyusunan agenda kongres IPT 65.
– Agenda utama adalah menyatukan barisan gerakan rakyat dalam propaganda melawan narasi sejarah Tragedi 1965 oleh Orde Baru.
– Tokoh2 muda ingin membalikkan fakta tragedi 1965 adalah kudeta oleh Soeharto yg dilaksanakan oleh TNI AD bukan kudeta PKI.
– pola gerakan mereka dengan cara berlindung dalam HAM.
https://g.co/kgs/oKmCMj
Catatan :
Buku ttg the Final Report of the International People’s Tribunal 1965. Sudah terbit dan sdh di sosialisasikan ke seluruh Indonesia.
Buku buku tsb sdh di jual belikan antara lain Di Iltimus Bandung. ( cover buku terlampir )
Untuk jadwal acara pra kongress IPT 65 antara lain :
– Acara hari ini mulai jam 13.00 wib
– Diawali dg makan siang dan pembukaan di perkirakan jam 14.00.
– Utk tanggal 2 dan 3 Agustus di mulai jam 09.00 wib
Untuk akomodasi Peserta dari luar kota disiapkan menginap di Wisma Samadi.
Demikian untuk menjadi periksa Tim Jaktim
Untuk memastikan informasi tersebut, reporter Kiblat.net mendatangi PGAK Pusat Pastoral Samadi pada Rabu, 02 Agustus 2017. Reporter Kiblat.net tiba di lokasi pukul 10.30 WIB. Gerbang PGAK Pusat Pastoral Samadi saat itu dijaga oleh dua satpam dan beberapa orang menggunakan pakaian sipil. Mereka terlihat sedang mengobrol dengan santai.
Saat memasuki area kompleks bangunan yang biasa digunakan untuk retret itu, nampak sejumlah mobil terparkir di halaman. Puluhan motor tampak berbaris di samping gedung. Saat reporter Kiblat.net hendak memarkir terlihat ada stiker penolakan tragedi 1965. Salah seorang satpam mendatangi reporter Kiblat.net begitu baru turun dari motor, satpam tersebut langsung mengarahkan supaya mendatangi sekretariat di lantai satu bangunan pastoral.
Diskusi soal sidang putusan IPT 65 digelar di Gedung YLBHI Jakarta pada 2015 lalu.
Memasuki ruang sekretariat, reporter Kiblat.net disambut dua orang pemuda yang duduk di depan komputer masing-masing. Saat ditanya ada keperluan apa oleh salah satu pemuda, reporter Kiblat.net menanyakan soal acara ‘Pra Kongres IPT 65’. Menanggapi hal itu, ruang sekretariat mendadak hening. Lalu, mereka bertanya apakah reporter kami memiliki undangan.
“Ada undangannya?” tanya salah satu petugas di sekertariat.
“Ada,” jawab Kiblatnet.
“Mana coba lihat undangannya?” ujar petugas tersebut sembari mengetik di komputer.
“Ada dapet dari broadcast di Whatsapp,” ucap reporter.
Mendengar reporter Kiblat.net tidak mendapat undangan resmi, petugas tersebut kemudian spontan mengatakan acaranya batal. “Oh, acaranya sudah batal mas. Mungkin pindah ke Komnas HAM. Intinya di sini sudah nggak ada,” tuturnya.
Menurut pengakuan salah satu satpam di PGAK Samadi yang bernama Jumino, ia sudah mendengar informasi keberadaan acara simpatisan PKI. Ia mengklaim, pihak Pusat Pastoral Samadi telah menolak adanya acara tersebut. Namun, pantauan Kiblatnet acara masih berlangsung di tempat itu hingga akhirnya kemudian dibubarkan aparat kepolisian dari Polres Jakarta Timur. Baca juga: Polres Jakarta Timur Bubarkan Acara IPT 65 Karena Diduga Terkait Komunisme
“Yang kami dengar ada kelompok partai yang dilarang negara mau ada diskusi di sini, dan ditolak dari pihak sini. Memang, tempat ini dipakai untuk kumpul-kumpul,” ujar pria yang rambutnya sudah mulai memutih ini.
Sementara itu, satpam lain rekan Jumino mengungkapkan bahwa pada pagi hari sempat ada sekelompok orang berasal dari Forum Betawi Rembuk (FBR) yang mendatangi PGAK Samadi. Mereka juga mengecek apakah benar di sini ada acara ‘Pra Kongres 65’.
“FBR bersama dengan pak RT, RW dan warga sekitar dua orang datang, sekitar jam setengah sembilan. Babinsa juga datang, bedanya hanya beberapa menit dengan warga. Ketemu pimpinan, masuk semua,” tutur pria asal Klaten itu.
Reporter: Taufiq Ishaq
Editor: Fajar Shadiq
Setelah peristiwa itu, Tentara Nasional Indonesia di bawah komando Jenderal Suharto dengan bantuan organisasi masyarakat melakukan penangkapan terhadap anggota Partai Komunis Indonesia dan simpatisannya. Penangkapan itu berakhir dengan penahanan selama lebih dari satu dekade hingga penghilangan nyawa.
Di media sosial, isu ini kembali beredar usai tersebarnya siaran pesan terkait agenda Pra Kongres IPT 65 yang akan dilaksanakan di PGAK Pusat Pastoral Samadi, di Klender Jakarta Timur. Menurut info yang beredar, acara tersebut akan dihadiri oleh tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI) dari generasi dua dan tiga, seperti Bedjo Untung dan kawan-kawannya.
Ijin melaporkan informasi ttg Pra Kongres IPT 65 akan berlangsung 1 s.d 3 Agustus 2017 di wisma Samadi akan dihadiri peserta dari beberapa daerah antara lain Aceh, Medan, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Bali, Kupang dan Ambon, adapun alamat tempat acara : PGAK Samadi
Jl. Dermaga No 6, RT.3/RW.7, Klender, Duren Sawit, RT.3/RW.7, Klender, Duren Sawit, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13470
(021) 8601012
Akan di hadiri oleh : Bedjo untung dll yg merupakan tokoh tokoh PKI generasi 2 dan 3 serta anak2 muda yg menyelenggarakan sosialisasi hasil keputusan sidang IPT 65 di beberapa kota di Indonesia.
Dengan agenda acara :
– konsolidasi dan rencana selanjutnya serta penyusunan agenda kongres IPT 65.
– Agenda utama adalah menyatukan barisan gerakan rakyat dalam propaganda melawan narasi sejarah Tragedi 1965 oleh Orde Baru.
– Tokoh2 muda ingin membalikkan fakta tragedi 1965 adalah kudeta oleh Soeharto yg dilaksanakan oleh TNI AD bukan kudeta PKI.
– pola gerakan mereka dengan cara berlindung dalam HAM.
https://g.co/kgs/oKmCMj
Catatan :
Buku ttg the Final Report of the International People’s Tribunal 1965. Sudah terbit dan sdh di sosialisasikan ke seluruh Indonesia.
Buku buku tsb sdh di jual belikan antara lain Di Iltimus Bandung. ( cover buku terlampir )
Untuk jadwal acara pra kongress IPT 65 antara lain :
– Acara hari ini mulai jam 13.00 wib
– Diawali dg makan siang dan pembukaan di perkirakan jam 14.00.
– Utk tanggal 2 dan 3 Agustus di mulai jam 09.00 wib
Untuk akomodasi Peserta dari luar kota disiapkan menginap di Wisma Samadi.
Demikian untuk menjadi periksa Tim Jaktim
Untuk memastikan informasi tersebut, reporter Kiblat.net mendatangi PGAK Pusat Pastoral Samadi pada Rabu, 02 Agustus 2017. Reporter Kiblat.net tiba di lokasi pukul 10.30 WIB. Gerbang PGAK Pusat Pastoral Samadi saat itu dijaga oleh dua satpam dan beberapa orang menggunakan pakaian sipil. Mereka terlihat sedang mengobrol dengan santai.
Saat memasuki area kompleks bangunan yang biasa digunakan untuk retret itu, nampak sejumlah mobil terparkir di halaman. Puluhan motor tampak berbaris di samping gedung. Saat reporter Kiblat.net hendak memarkir terlihat ada stiker penolakan tragedi 1965. Salah seorang satpam mendatangi reporter Kiblat.net begitu baru turun dari motor, satpam tersebut langsung mengarahkan supaya mendatangi sekretariat di lantai satu bangunan pastoral.
Diskusi soal sidang putusan IPT 65 digelar di Gedung YLBHI Jakarta pada 2015 lalu.
Memasuki ruang sekretariat, reporter Kiblat.net disambut dua orang pemuda yang duduk di depan komputer masing-masing. Saat ditanya ada keperluan apa oleh salah satu pemuda, reporter Kiblat.net menanyakan soal acara ‘Pra Kongres IPT 65’. Menanggapi hal itu, ruang sekretariat mendadak hening. Lalu, mereka bertanya apakah reporter kami memiliki undangan.
“Ada undangannya?” tanya salah satu petugas di sekertariat.
“Ada,” jawab Kiblatnet.
“Mana coba lihat undangannya?” ujar petugas tersebut sembari mengetik di komputer.
“Ada dapet dari broadcast di Whatsapp,” ucap reporter.
Mendengar reporter Kiblat.net tidak mendapat undangan resmi, petugas tersebut kemudian spontan mengatakan acaranya batal. “Oh, acaranya sudah batal mas. Mungkin pindah ke Komnas HAM. Intinya di sini sudah nggak ada,” tuturnya.
Menurut pengakuan salah satu satpam di PGAK Samadi yang bernama Jumino, ia sudah mendengar informasi keberadaan acara simpatisan PKI. Ia mengklaim, pihak Pusat Pastoral Samadi telah menolak adanya acara tersebut. Namun, pantauan Kiblatnet acara masih berlangsung di tempat itu hingga akhirnya kemudian dibubarkan aparat kepolisian dari Polres Jakarta Timur. Baca juga: Polres Jakarta Timur Bubarkan Acara IPT 65 Karena Diduga Terkait Komunisme
“Yang kami dengar ada kelompok partai yang dilarang negara mau ada diskusi di sini, dan ditolak dari pihak sini. Memang, tempat ini dipakai untuk kumpul-kumpul,” ujar pria yang rambutnya sudah mulai memutih ini.
Sementara itu, satpam lain rekan Jumino mengungkapkan bahwa pada pagi hari sempat ada sekelompok orang berasal dari Forum Betawi Rembuk (FBR) yang mendatangi PGAK Samadi. Mereka juga mengecek apakah benar di sini ada acara ‘Pra Kongres 65’.
“FBR bersama dengan pak RT, RW dan warga sekitar dua orang datang, sekitar jam setengah sembilan. Babinsa juga datang, bedanya hanya beberapa menit dengan warga. Ketemu pimpinan, masuk semua,” tutur pria asal Klaten itu.
Reporter: Taufiq Ishaq
Editor: Fajar Shadiq
Post A Comment:
0 comments: