PARTAI KOMUNIS INDONESIA : Acara bedah buku Tan Malak di C20 Library Jalan Dr Cipto, Surabaya, Jawa Timur batal digelar. Sebab, selain sempat dilarang pihak kepolisian, acara itu juga disoroti oleh pihak Front Pembela Islam (FPI) Jawa Timur.
Selain FPI, hadir juga beberapa elemen yang tergabung dalam Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) Jawa Timur. Mereka memprotes keras gelar acara tersebut, sebab sosok Tan Malaka adalah tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI). Mereka menyatakan tak peduli, meski Tan Malaka juga salah satu tokoh pejuang.
"Itu kan versinya PKI. Tan Malaka itu kan pahlawannya orang-orang PKI, Tan Malaka itu kan tokoh Marxis," kata Ketua Bagian Nahi Mungkar FPI Jawa Timur KH Dhofir di depan Gedung C20 Library, sembari menegaskan, kalau Tap MPR RI tentang pelarangan aktivitas partai komunis masih belaku di Indonesia.
Sementara dari pantauan di lapangan, pasca-pelarangan oleh pihak kepolisian, Gedung C20 Library terlihat sepi. Tak ada lampu penerangan alias lampu dimatikan. Bahkan, pintu gerbang bercat putih di Gedung C20 Library, juga ditempeli tulisan: Mohon Maaf, Diskusi Buku Tan Malaka dengan A Poeze pukul 18.30 WIB dibatalkan.
Puluhan anggota FPI yang dipimpin KH Dhofir sendiri, sempat menggelar karpet di depan pintu pagar. Mereka juga menggelar dialog dengan Kapolsek Tegalsari, Kompol Arif Mukti.
"Kami tidak berdialog dengan polisi. Tadi saya minta ketemu dengan panitia acara tidak boleh," katanya.
Sementara itu, karena mendapat pengawalan ketat dari pihak kepolisian, sekitar pukul 19.30 WIB FPI membubarkan diri. Namun pukul 19.45 WIB, mereka kembali dengan dua mobil ke lokasi acara dan kembali menggelar tikar.
"Kita akan tunggu dari kalian-kalian (wartawan) soal beritanya. Kalau acara masih digelar kita akan lawan. Tapi jangan memfitnah, bikin tulisan yang baik, kalau tulisan itu salah lebih baik saya melawan kalian-kalian," cetus dia sembari menegaskan kalau pihaknya akan terus melakukan pengawalan terkait bedah buku Tan Malaka[ian]
Selain FPI, hadir juga beberapa elemen yang tergabung dalam Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) Jawa Timur. Mereka memprotes keras gelar acara tersebut, sebab sosok Tan Malaka adalah tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI). Mereka menyatakan tak peduli, meski Tan Malaka juga salah satu tokoh pejuang.
"Itu kan versinya PKI. Tan Malaka itu kan pahlawannya orang-orang PKI, Tan Malaka itu kan tokoh Marxis," kata Ketua Bagian Nahi Mungkar FPI Jawa Timur KH Dhofir di depan Gedung C20 Library, sembari menegaskan, kalau Tap MPR RI tentang pelarangan aktivitas partai komunis masih belaku di Indonesia.
Sementara dari pantauan di lapangan, pasca-pelarangan oleh pihak kepolisian, Gedung C20 Library terlihat sepi. Tak ada lampu penerangan alias lampu dimatikan. Bahkan, pintu gerbang bercat putih di Gedung C20 Library, juga ditempeli tulisan: Mohon Maaf, Diskusi Buku Tan Malaka dengan A Poeze pukul 18.30 WIB dibatalkan.
Puluhan anggota FPI yang dipimpin KH Dhofir sendiri, sempat menggelar karpet di depan pintu pagar. Mereka juga menggelar dialog dengan Kapolsek Tegalsari, Kompol Arif Mukti.
"Kami tidak berdialog dengan polisi. Tadi saya minta ketemu dengan panitia acara tidak boleh," katanya.
Sementara itu, karena mendapat pengawalan ketat dari pihak kepolisian, sekitar pukul 19.30 WIB FPI membubarkan diri. Namun pukul 19.45 WIB, mereka kembali dengan dua mobil ke lokasi acara dan kembali menggelar tikar.
"Kita akan tunggu dari kalian-kalian (wartawan) soal beritanya. Kalau acara masih digelar kita akan lawan. Tapi jangan memfitnah, bikin tulisan yang baik, kalau tulisan itu salah lebih baik saya melawan kalian-kalian," cetus dia sembari menegaskan kalau pihaknya akan terus melakukan pengawalan terkait bedah buku Tan Malaka[ian]
Post A Comment:
0 comments: