PARTAI KOMUNIS INDONESIAJakarta – Yayasan Masyarakat Peduli Sejarah (YMPS) mendatangi kantor Komnas HAM untuk mengadukaan pelanggaran Hak Asasi Manuisa yang dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI), dan menyampaikan adanya upaya pemutarbalikan fakta.
Menurut ketua tim advokasi YMPS, Sulistyowati, saat ini ada pihak-pihak yang ingin memutarbalikkan fakta. Dia menegaskan, PKI bukanlah korban, tapi pelaku kejahatan.
“Kita melihat akhir-akhir ini merasa ada sebuah pengingkaran sejarah bahwa PKI yang sebenarnya pelaku, seolah menjadi korban,” ujar Sulistyowati kepada Kiblat.net di Gedung Komnas HAM pusat, Jakarta pada Jumat (08/12/2017).
“Kemudian ketika ada wacana pemerintah minta maaf, untuk apa minta maaf,” sambungnya.
Dia mengungkapkan banyak saksi hidup dari kebiadaban PKI yang sudah melapor ke YMPS. Sulis menyebut sempat ada pertemuan antara YMPS dengan para saksi hidup di Pesantren Tebu Ireng, Jawa Timur.
Saat pertemuan tersebut, lanjut Sulis, para saksi hidup menceritakan bagaimana PKI di Indonesia menindas umat Islam. Salah satunya dengan mengubur hidup-hidup seorang Kyai.
Ceritakan Tragisnya Penculikan Kyai Oleh PKI, Pria Ini Menangis
“Tahun 48 kita lihat aksi pemanasan di Magetan, dan mengubur hidup-hidup kyai Sulaiman,” terangnya.
Dia berharap, Komnas HAM melalukan langkah konkret menyikapi aduan ini. Sulityowati menekankan hal itu agar tidak ada pembengkokan sejarah.
“Agar tidak hanya menjadi kertas yang tidak ada artinya. Tapi mem-follow up menjadi sebuah kepastian bahwa pelanggaran dilakukan,” ujarnya.
Sebagai informasi, YMPS merupakan lembaga yang konsen terkait sejarah bangsa dan masalah kemanusiaan, terutama kebiadaban PKI. KH. Sholahuddin Wahid, pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng sekaligus cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU), duduk sebagai Ketua Dewan Syuro yayasan yang belum lama didirikan itu.
Reporter: Taufiq Ishaq
Editor: Imam S.
Post A Comment:
0 comments: