PARTAI KOMUNIS INDONESIA : Jakarta – Pimpinan pesantren Tebu Ireng, KH. Sholahuddin Wahid menegaskan bahwa kekejaman PKI di Indonesia tidak boleh dilupakan. Sebab, saat ini banyak orang yang ingin mengaburkan fakta sejarah PKI.
“Kami ingin ini (kekejaman PKI -red) dicatat. Karena banyak orang menganggap ini bukan fakta lagi,” ujarnya di kantor Komnas HAM, Jakarta pada Jumat (08/12/2017).
Ia juga menceritakan bahwa ketika kecil, pria yang akrab dengan sapaan Gus Sholah ini pernah masuk ke ruang kerja ayahnya, KH. Wahid Hasyim. Di ruang itu, ia mendapati foto seorang lelaki dengan celana kolor dan ditutup matanya, di samping laki-laki tersebut ada tentara.
“Saya tanya ke ayah saya ini foto apa, dia jawab ini foto PKI yang dihukum mati tentara. Saya masih ingat itu,” terangnya.
Ia juga menolak bahwa PKI diklaim sebagai korban. Sebab, mereka pernah melakukan pembantaian kepada umat Islam.
“Tahun 65 memang ada yang menjadi korban. Tapi sebelum itu, mereka melakukan pembantaian,” terangnya.
Reporter: Taufiq Ishaq
Editor: Hunef Ibrahim
“Kami ingin ini (kekejaman PKI -red) dicatat. Karena banyak orang menganggap ini bukan fakta lagi,” ujarnya di kantor Komnas HAM, Jakarta pada Jumat (08/12/2017).
Ia juga menceritakan bahwa ketika kecil, pria yang akrab dengan sapaan Gus Sholah ini pernah masuk ke ruang kerja ayahnya, KH. Wahid Hasyim. Di ruang itu, ia mendapati foto seorang lelaki dengan celana kolor dan ditutup matanya, di samping laki-laki tersebut ada tentara.
“Saya tanya ke ayah saya ini foto apa, dia jawab ini foto PKI yang dihukum mati tentara. Saya masih ingat itu,” terangnya.
Ia juga menolak bahwa PKI diklaim sebagai korban. Sebab, mereka pernah melakukan pembantaian kepada umat Islam.
“Tahun 65 memang ada yang menjadi korban. Tapi sebelum itu, mereka melakukan pembantaian,” terangnya.
Reporter: Taufiq Ishaq
Editor: Hunef Ibrahim
Post A Comment:
0 comments: